Blogtour Novel Eternal Flame + Giveaway

Blogtour Novel Eternal Flame + Giveaway


Ini novel romantis.
Kalau teman-teman penyuka kisah yang lembut dan penuh cinta, mungkin buku ini cocok untuk mengisi waktu. Aku bacanya satu hari selesai loh saking menikmatinya setiap alur kisah ini. Eternal Flame adalah novel romantis hasil dari godokan 5 penulis terpilih yang menghadiri Workshop Kepenulisan "Berbagi Cinta Lewat Kata" yang diadakan Elex Media.

( Baca juga Behind the Scene Novel Eternal Flame )

Itulah alasan mengapa cinta terkadang buta, tak berlogika. ... 
Beruntunglah orang-orang yang bisa merasakan 'kecacatan logika' seperti ini. 
Karena itu tandanya, pernah merasakan jatuh cinta.
-- Hal. 79, Eternal Flame




JUDUL: Eternal Flame
PENULIS: Dheean Reean, Kristina Yovita, Naya Corath, Nurisya Febrianti, dan Susi Lestari
PENERBIT: Elex Media Komputindo
TERBIT: 2015
HALAMAN: 293 Halaman
HARGA: Rp 54.800,-
GENRE: Dewasa



Sinopsis

Seorang Edo teluka karena cinta.
Seorang Dimas diombang-ambingkan cinta.
Seorang Satria tertampar oleh cinta.
Tiga pria dewasa dengan karakter yang tak sama,
mengungkapkan sisi yang berbeda.
Cinta.
Sekuat apa pun seseorang menghindarinya,
dia akan tetap hadir. Entah memberi rasa nyaman
atau luka hati yang mengaga.
Karena cinta itu abadi.

Book Trailer


Ini kisah tentang tiga pria berbeda, tiga masalah berbeda, namun tetap satu garis besar yang sama berkaitan dan ditulis oleh lima penulis terpilih yang keren. Ini kisah romantis dan pemeran utamanya pria-pria dewasa. Hasilnya? 

Review

Dari perwajahan, buku ini cantik! Covernya biru dengan objek biola yang sedang mengalun. Eyecatching. Masuk banget sama ceritanya yang manis. Layout isi juga sederhana dan tidak mengganggu tulisan. Pas! Tanpa ada tulisan bertumpuk pada desain yang membuat mata lelah. Ada penggalan bait atau syair lagu di awal bab. Sayangnya aku jadi nggak nemuin kesatuan antara syair itu dengan isi bab. Mungkin kalau syairnya ditaruh di setiap belakang bab, akan terasa sekali syair itu match dengan isi cerita.

Buku ini ROMANTIS banget! Alurnya tidak terburu-buru, sebab-akibat dijelaskan secara baik dengan flashback tanpa bikin bingung. Kenyang sampai ending. Ini kisah yang dikonsep dengan logika yang baik. Aku sangat menikmati deskripsi latar, karakter, gerak tubuh, bahkan suasana romantis yang diciptakan. Apalagi bagian yang... ah aku jadi malu sendiri. >.<

Dimas mendekatkan wajahnya, perlahan... hingga napas hangat Clara membelai bibir 
dan hidungnya sendiri. Perlahan Dimas menurutnkan wajahnya. 
Semakin turun, dan turun, hingga bibirnya menemukan pasangannya. 
Dimas melumat bibir Clara dalam pagutan yang manis.
-- Hal 208, Eternal Flame

Tiga pria dewasa dengan masing-masing masalah. Edo dengan kegagalannya bangkit dari tunangannya, Sophia, yang sudah meninggal; Dimas dengan kebimbangannya memilih restu orang tua terutama Ibu atau kekasihnya, Clara; juga Satria yang sangat kuat menutupi perasaan cintanya kepada gadis yang memiliki rahasia, Rena. Ketiga kisah ini diramu jadi satu. Konfliknya manusiawi dan manis. Sehingga semua terasa sangat masuk akal.

Sudut pandang novel ini adalah POV ke-3. Penceritaan bisa menjadi Edo, Dimas, atau Satria bahkan sudut pandang tokoh lain. Menurutku porsi mereka sama, tidak ada yang lebih menonjol, ketiganya menjadi pemeran utama di sini. Hanya mungkin Edo-lah yang menjadi icon novel ini, si Pemain Biola yang masih sangat susah untuk bangkit setelah ditinggal mati tunangannya. Edo jadi pusatnya karena dia bisa dikatakan mengenal semua tokoh yang ada di sini. Novel ini banyak bercerita dengan setting stasiun, kereta, peron, bahkan kantin stasiun. Cukup unik menurutku. Aku sangat suka!

"Kalau suatu hari Kak Sophia pergi, cintanya akan diditipkan pada orang yang mencintainya. 
Dan selama orang itu hidup, maka cinta Kak Sophia juga akan hidup."
-- Hal 236, Eternal Flame

Aku takjub dengan karya ini. Aku sangat suka. Sambil membayangkan dari 5 kepala penulis dengan gaya masing-masing mampu menjadi satu cerita utuh. Tapi pada akhirnya aku bisa membedakan loh bagian-bagian yang sanse nya berbeda. Pasti itu ditulis dari tangan penulis yang berbeda pula. Cuma aku nggak tahu, siapa menulis bagian apa. Hehe.

Ciri penyajiannya adalah setiap bagian cerita selesai, bagian selanjutnya akan menceritakan kisah tokoh lain, begitu seterusnya. Bingung? Enggak, karena mereka lihai sekali mengantar pembaca ke kisah mereka masing-masing. Jadi pembaca akan segera paham, oh ini sedang menceritakan kisah ini, itu dst.



Kerinduan yang menggebu-gebu kini menyerangnya. Saat ini yang Dimas inginkan hanyalah memeluk Carla dengan erat dan mengecup bibirnya yang lembut.
-- Hal 101, Eternal Flame


Sepanjang membaca, aku akhirnya menangis tersentuh di bagian mendekati akhir. Oh, rasanya seperti aku begitu merasakan menjadi tokoh yang punya kemelut hidup yang sama seperti di cerita. Dan mataku berkaca-kaca di kantor pas baca ini. Hiks. Itu sekitar di halaman 278-279. Kalian harus membacanya!

By the way, membaca ini aku jadi pengen naik KRL Commuter Line. Secara di kotaku Jember nggak ada. Haha. Bayangin kaya di Jepang, pindah tempat pakai kereta sebagai transportasi sehari-hari.


             .: GIVEAWAY! :.            




Saatnya membagi buku romantis ini kepada satu orang yang beruntung. Tidak ada syarat yang susah. Yang pasti kalian berada di umur yang dewasa, 17+. Karena buku ini sedikit dewasa. ^^

   Kalian hanya perlu:   
1. Follow twitterku @vindy2804, penulis @NayaCorath, @dheean_rheean dan @nuifebrianti juga penerbit @elexmedia.
2. Share di media sosial kamu seperti di twitter, facebook, atau media sosial apapun yang kamu punya. Hashtag #GAEternalFlame Jangan lupa mention/tag kami ya. :)
3. Jawab pertanyaan di kolom komentar:
"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"
4. Tulis kesan kamu setelah baca review buku romantis Eternal Flame ini. 
5. Udah. Selesai. Tunggu pengumumannya 1-2 hari setelah deadline.

Penentuan pemenang dilihat dari jawaban. Giveaway ini berlangsung    1-7 Februari 2016.    
Pengumuman 1-2 hari setelah deadline. Semoga beruntung! Kalau belum beruntung dan masih pengen banget dapatin novel romantis ini, kalian jangan lewatkan rangkaian blogtournya. Simak jadwalnya ya!



            .: Launching Party! :.              



Selain ada blogtour, Novel Eternal Flame bersama novel Yesterday in Bandung akan di-launching tepat tanggal   14 Februari 2016!    Bagi yang ingin hadir di acara launching, bisa langsung daftarkan diri kamu. Lihat poster di atas ya! GRATIS! ^^

Previous
Next Post »

30 komentar

Write komentar
Yuliani
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 03:00:00 GMT+7 delete

Jawaban: Karena salah satu karakter di novel Eternal Flame adalah seorang 'Pemain Biola'. Edo, namanya. Edo juga merupakan salah satu karaker yang kuat dalam novel ini. Mungkin karena cerita Edo lebih menarik dan complicated dibanding Dimas dan Satria. Ohiya, dinovelnya juga ada gambar nada-nada yang seolah keluar dari Biola. Mungkin ini menandakan kehidupan dari para karakter yang ada di novel Eternal Flame ini. Okay, ini menurut soktau nya aku hehe xD

Kesan setelah membaca review Eternal Flame: Aku jadi ingin berkenalan dengan ketiga karakter tokoh pria yang ada dinovelnya; Edo, Dimas, dan Satria. Karena biasanya karakter pria yang ada dinovel bergenre romance akan dideskripsikan sebegitu sempurnanya. GOOD LOOKING! ihiw~ Aku juga penasaran dengan gaya menulis penulis-penulis berkolaborasi yang menuangkan ide dalam satu novel. Wah, pasti keren dan gakbiasa pokoknya. Unik!>< I'm 20'y.o So, aku sudah bisa mencicipi novel dewasa ini :)))

Reply
avatar
Imaruce
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 07:08:00 GMT+7 delete

Sampul buku eternal flame menggunakan objek biola karena salah satu karakternya, Edo, adalah pemain biola. Edo bisa dibilang adalah pusat dari cerita karena Edo mengenal semua karakternya.

Kesan saya setelah membaca reviewnya adalah sejujurnya saya belum pernah baca novel duet. Menyatukan dua pikiran saja sulit, apalagi menyatukan pikiran dari lima penulis yang berbeda. Saya penasaran dengan hasilnya. Selain itu saya mungkin bisa belajar untuk kembali menulis romansa melalui buku ini.

Reply
avatar
Monday 1 February 2016 at 07:59:00 GMT+7 delete

Fitra Aulianty
@fira_yoopies
https://twitter.com/fira_yoopies/status/693957135072366594

Kesan: Saya senang ada yang mereview dan membuat GA novel ini. Penasaran dengan novel keroyokan seperti ini. Walaupun memang biasanya untuk tulisan seperti ini ide cerita akan dibagi beberapa part sesuai kemampuan penulisnya dan saya pernah membaca sedikit tulisan keroyokan di grup--tapi bukan novel. Dan saya penasaran kalau versi novel apa dibagi perjudul cerita atau perbab saja tanpa ada judul tambahan di dalamnya?
Lalu juga saya penasaran dimana letak romantisnya. Mau dong baca juga, aku udah 19+ kak hihi

Kenapa objek buku ini menggunakan biola?
Jawab: Karena Edo adalah icon cerita di sini. Karena Edo juga sangat susah bangkit setelah ditinggal tunangannya. Karena biola adalah alat musik yang bunyinya menyayat dan itu menjelaskan perasaan Edo setelah ditinggal Sophia. Sepertinya rasa cintanya untuk Sophia sangat dalam, sedalam irama biola jika digesekkan dengan penuh penghayatan.

Reply
avatar
Hadi Ku
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 08:46:00 GMT+7 delete

Karena tokohnya seneng main biola, ya kan? Pasti iya.

Bagus sih. Suka sama gambar-gambarnya juga.

Reply
avatar
Vena de
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 10:41:00 GMT+7 delete

Kenapa covernya gambar biola? Ya karena salah satu tokohnya adalah pemain biola. Apalagi pemain biola yang bernama Edo itu karakternya lumayan kuat karena mengenal semua tokohnya.
Kesannya setelah baca reviewnya kak vindy aku jadi tertarik untuk baca novel (agak) dewasa ini. Untung saja umurku sudah 17 :D hahaha.....

@venadwim

Reply
avatar
Vena de
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 10:41:00 GMT+7 delete

Kenapa covernya gambar biola? Ya karena salah satu tokohnya adalah pemain biola. Apalagi pemain biola yang bernama Edo itu karakternya lumayan kuat karena mengenal semua tokohnya.
Kesannya setelah baca reviewnya kak vindy aku jadi tertarik untuk baca novel (agak) dewasa ini. Untung saja umurku sudah 17 :D hahaha.....

@venadwim

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 11:41:00 GMT+7 delete

kenapa biola karena tokohnya suka main biola. hehe benar gak kak? ikut give awaynya ah gampang syaratnya.
oh iya kak jika berkenan bisa minta folbacknya kak? hehe makasih :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 11:57:00 GMT+7 delete

Kenapa cover novel ini menggunakan objek biola??
Karena salah satu tokoh utama novel Eternal Flame adalah pemain biola yaitu tokoh yang bernama Edo. Mungkin bisa dibilang Edo adalah ikon dari novel ini . Karakter Edo merupakan tokoh yang mengenal semua tokoh dalam cerita ini. Dan biola ini mungkin merupakan simbol dari bagaimana perasaan Edo terhadap tunangannya yang telah tiada. Perasaan Edo yang tak bisa bangkit dari keterpurukan dilampiaskan dalam nada-nada yang menyayat hati dari gesekan sebuah biola.

Kesanku setelah membaca review ini semakin tambah penasaran ingin segera memiliki dan membaca kisah-kisah Edo,dkk. Aku juga ingin merasakan dimana aku malu-malu, bahagia, sedih dan menangis seperti mbk Vindy.
Hehehe. Aku juga sudah terkena demam Eternal Flame sejak para penulisnya gencar pamer bukunya ini di sosial media. Siapa yang gak ngiler coba?
Yah semoga saku beruntung, amiin.

Reply
avatar
Ten Akatsuki
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 13:21:00 GMT+7 delete

"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"

>> karena Vindy bilang, "Hanya mungkin Edo-lah yang menjadi icon novel ini, si Pemain Biola yang masih sangat susah untuk bangkit setelah ditinggal mati tunangannya. Edo jadi pusatnya karena dia bisa dikatakan mengenal semua tokoh yang ada di sini."

karena Edo yang menjadi icon novel Eternal Flame, dan Edo itu seorang pemain biola. Edo menjadi pusat cerita karena dia mengenal semua tokoh dalam Eternal Flame. :D

- - - - -

>> ketika aku baca review cerita ini, aku langsung berpikir, "woaaahh, sudut pandang cowok, kah? biasanya yang teluka karena cinta, diombang-ambingkan cinta, dan tertampar oleh cinta itu diulas dengan sudut pandang cewek, karena biasanya ceweklah yang banyak merasakan hal itu."
dari review itu aku jadi makin penasaran gimana sih cowok kalo teluka karena cinta, diombang-ambingkan cinta, dan tertampar oleh cinta? ehehe, pengen bandingin cerita antara cowok dengan cewek yang mengalami hal-hal tersebut. :3

by the way, aku menemukan beberapa typo di review.. mengaga>>menganga, menurutnkan>>menurunkan, diditipkan>>dititipkan, sanse>>sense.
tapi nggak masalah sih. overall, aku suka reviewna, bikin penasaran tapi nggak terlalu banyak spoiler, hehe. :D

@ten_alten

Reply
avatar
rahul syarif
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 13:26:00 GMT+7 delete

Mau ikutan tapi genrenya ngga memungkinkan buatku. :(

Reply
avatar
Mila Journeys
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 22:34:00 GMT+7 delete

"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"

Karena sesuai review dan pernyataan dari kak Vina. Kalau tokoh Edo lah yang menjadi pusat dan icon dari novel ini. Karena di covernya menggunakan objek biola aku berasumsi dan juga mengambil dari review kak Vina bahwa Edo adalah Pemain Biola yang masih sangat susah untuk bangkit setelah ditinggal mati tunangannya. Itulah mengapa objek di cover ini tentang biola. Meskipun bercerita tentang tiga cowok. Tetapi menurutku yang mengambil peran penting dalam novel ini adalah Edo. Makanya novel ini mengambil ciri salah satu tokoh yang menjadi icon novel ini yaitu "Biola" karena Edo adalah pemain biola. Nah, sekarang aku ingin menebak dan melihat dari segi pemilihan warna cover novel ini yaitu warna biru. Warna biru ini memiliki beberapa arti yaitu : kejujuran, ketenangan, kesetiaan, bisa diandalkan,keharmonisan, memberi kesan lapang, dan sensitif. Dan menurut salah satu arti warna biru tersebut. Aku mengambil arti yang paling dominan tentang Edo. Yaitu kesetiaan. Karena aku merasa Edo masih belum bisa move on setelah ditinggal pergi Sophia. Tunangannya. Menurutku lambang biru di cover memberikan arti kesetiaan Edo yang begitu besar pada Sophia. Jadi dari keseluruhan arti cover novel "Eternal Flame" aku mengartikan cover dari novel ini berpesan bahwa novel ini bercerita tentang seorang vionis yang setia pada kekasihnya. Aku hanya menebak saja dari segi pemikiranku tentang cover ini dan juga arti-arti yang telah di paparkan kak :)

Kesan aku saat pertama kali membaca review dari kak Vina adalah ber "Oh" ria. Karena aku tidak menyangka bahwa yang akan jadi pencerita adalah tokoh cowok :o . Soalnya kebanyakan yang aku baca adalah dari sudut pandang cewek. Dari mulai situlah aku mulai penasaran akan bagaimana jadinya kisah yang di suguhkan nanti. Terlebih lagi aku penasaran bagaimana kisah yang akan di ramu oleh 5 kepala yang berbeda. Jujur aku memang pernah membaca novel yang penulisnya banyak. Tapi hanya antalogi cerpen saja. Dan sudah di jelaskan di setiap bagian siapa yang menulisnya. Lain halnya dengan novel ini yang kata kak Vina kita gak tau siapa yang menulis bagian-bagian di novel ini. Aku ingin juga menebak dan merasakan membaca tulisan dari orang yang berbeda-beda. Aku penasaran. Aku nge fans sama kak Naya corath karena dia itu sangat ramah orangnya. Waktu itu aku sering ikutan tweet dia yang tentang kepenulisan gitu. Dan tanya-tanya sama dia. Ternyata orangnya ramah pisan. Aku ingin membaca karya kak Naya. Tentunnya juga karya penulis-penulis lain yang berpartisipasi di novel Eternal flame ini :) . Aku tertarik dengan kisah Edo, Dimas dan Satria. Terutama kisah Edo dan Satria. Bagaimana nasib Edo kedepannya. Apakah ia bisa terlepas dari bayang-bayang Sophia? Mungkinkah dia mengikhlaskan dan mendapat pengganti Sophia? Karena jujur move on itu tidak mudah layaknya seperti membalikkan telapak tangan. Aku yakin Edo butuh perjuangan yang besar untuk merelakan kepergian Sophia. Dan tentang Satria. Bagaimana kelanjutan cintannya dengan Rena. Apakah Satria akhirnya akan menyatakan perasaanya pada Rena yang memiliki rahasia itu? Dan sebenarnya apa rahasia Rena? Sungguh aku penasaran dengan novel ini. Ingin rasanya membaca novel ini dan mejadi saksi cerita cinta ketiga cowok itu. Dan terakhir review kak Vina benar-benar ampuh membuat aku penasaran banget sama novel ini :)

Wish Me Luck kak ^-^

@RnMilaa

Reply
avatar
Mila Journeys
AUTHOR
Monday 1 February 2016 at 23:17:00 GMT+7 delete

Maksud aku kak Vindy maaf kak typo jadi kak vina T,T baru sadar :)

Reply
avatar
Anisa AE
AUTHOR
Tuesday 2 February 2016 at 08:38:00 GMT+7 delete

Wih, covernya simpel. Pingin nyoba baca juga deh, apalagi yang sudut pandang cowok. :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Tuesday 2 February 2016 at 14:20:00 GMT+7 delete

-Buku ini menggunakan biola sebagai objek pada cover-nya karena Edo yang menjadi icon dari novel ini adalah seorang pemain biola. Dia dikatakan menjadi icon bukan karena menjadi tokoh utama, namun karena dia adalah tokoh sentral yang mengenal tokoh-tokoh utama yang lain.

-Kesan saya pascamembaca ulasan novel yang dibuat oleh Mbak Vindy, saya menjadi semakin ingin membacanya sendiri. Ada hal yang menarik, novel ini ditulis oleh lima kepala. Hal tersebut berarti lima kepala itu harus menyatu dalam menentukan alur cerita. Sebab, ini novel yang berjalan dengan satu tema, bukan lima cerita yang dirangkum dalam satu buku. Tapi ini satu cerita utuh yang dilahurkan oleh lima kepala. Saya tak habis pikir dengan hal tersebut.
Saya tahu salah satu penulis novel ini, dia teman saya di kampus. Dan saya ingin tahu seperti apa dunia fiksi yang diciptakan oleh orang seperti dia. Sebab saya telah tahu sifat sifatnya di dunia nyata. Apakah kisahnya akan sesuai dengan perangai aslinya, atau malah akan ada kejutan kejutan yang tidak pernah saya bayangkan? Saya sungguh ingin membaca novel ini.

Ibnu Majah
@ibnu_berkicau

Reply
avatar
Jaimbum
AUTHOR
Tuesday 2 February 2016 at 18:34:00 GMT+7 delete

Nggak bisa ikutan give away-nya tapi ikutan komentar aja boleh kali, yak? Twitter masih di-suspended nggak bisa follow orang nggak bisa ngetweet juga wk.

Ini kenapa kavernya biola, kan dijelasin sama Mbak Pindy, salah satu dati ketiga karakter utamanya pemain biola. Dan yang salah satu itu tokoh sentral banget di buku ini hehe.

Nah, kesan nih paling penting. Review Mbak Pindy menurut aku cukup membawa hipnotis yak buat pembacanya. Makanya aku pen ikutan siapa tau beruntung dan bisa baca, tapi apalah daya twitter di-suspend dan kembali dalam waktu 5 hari lagi, keburu tutup nih give-away wkwk.

Semangat buat yang ikutan :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Wednesday 3 February 2016 at 04:15:00 GMT+7 delete

Karena diantara ketiga tokoh utamanya yang menjadi icon sekaligus menjadi pusat cerita (karena mengenal semua tokoh yang ada) dalam novel Eternal Flame ini adalah Edo, seorang pemain biola. *Edo, si pemain biola yang susah move on dari kekasihnya yang sudah meninggal :'( .
.
Kesan : Setelah baca review-an mbak, saya tambah penasaran ingin membaca novel Eternal Flame ini. Jarang nemu novel yang semuanya adalah tokoh utama dan mendapatkan porsi yg sama dalam cerita dan menggunakan sudut pandang laki-laki yang semuanya punya masalah dengan urusan cinta.
Saya juga penasaran karena dalam 293 halaman itu adalah gabungan tulisan dari 5 orang yang berbeda, bedanya itu kentara banget ga gitu.
.
Ah, satu lagi. Karena di review-an di sebutkan bahwa
Alurnya tidak terburu-buru, sebab-akibat dijelaskan secara baik dengan flashback tanpa bikin bingung.
Apalagi, saat mbak bilang "Akusangat menikmati deskripsi latar, karakter, gerak tubuh, bahkan suasana romantis yang diciptakan". Ya, saya menaruh harapan yang tinggi dengan novel Eternal Flame ini, mengingat aku tipe yang susah nyambung dengan cerita yang alurnya keburu-buru dan ketidak jelasan antara 'mana yang flashback dan mana yang bukan'.
.
@Jju_naa

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Wednesday 3 February 2016 at 11:30:00 GMT+7 delete

Jadi teringat sama film india "Mohabbatein" , ide ceritanya agak-agak mirip. Kand profesi tokoh utama Arrendo Farid Al-rizal guru yg suka main biola, sama seperti profesi shahrukh khan yg guru biola di "Mohabbatein" . Jalan cerita cintanya juga sama ditinggal mati oleh pacarnya :).

Cover Novel Eternal Flame kenapa gambar Biola mungkin karena tokoh utama suka bermain biola, bisa juga karna 5penulis kece buku Eternal Flame ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa buku ini "Romantis" sekaligus "Melankolis" seperti alunan biola yg sedang dimainkan walau hanya dengan melihat Covernya.

Selesai baca Review mba Vindy, saya jadi semakin tertarik dengan buku ini. Apalagi mba Vindy juga terang-terangan menjelaskan bahwa buku Eternal flame ini sangat romantis *I love Romantic story :-* . Halaman bukunya gak sampai 300,tapi bisa menyajikan jalan cerita tanpa terburu-buru juga alur Flashback yg gak buat bingung pembaca itu buat saya semakin penasaran sama buku ini.

Wish me Luck :) .

@DewiiaeyuN

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Thursday 4 February 2016 at 11:49:00 GMT+7 delete

"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"

Karna bunyi biola itu menyayat hati, dan lambang kesenduhan. Bunyi biola seperti mewakili cerita dari novel ini. Yaitu tentang kesenduhan tiga pria dewasa yang tersayat hatinya. Ditambah lagi ikon dari novel ini adalah seorang pemain biola.

Kesan setelah baca review: Menurut saya ini novel yang unik. para penulis (Dheean Reean, Kristina Yovita, Naya Corath, Nurisya Febrianti, dan Susi Lestari) tidak bermain dg tema novel romantis pada umumnya. Biasanya, novel romantis selalu tentang perasaan wanita dan kegundahannya. Tapi novel "Eternal Flame" ini lain. Para penulis lebih suka menggali kegundahan tiga pria dewasa untuk dijadikan sebuah cerita. Dan saya penasaran, apa sih yg membuat mbak Vindy Putri sampai "menangis tersentuh" di bagian mendekati akhir cerita???.

@_Afif_Rohman

Reply
avatar
Jefferson L
AUTHOR
Thursday 4 February 2016 at 21:41:00 GMT+7 delete

nice review, mbak :)
cuma entah kenapa trailer bukunya agak kurang greget :") tapi setelah dilihat-lihat, apa ada kesamaan ya antara cerita di buku ini sama film that awkward momment. cuma, cerita di buku ini permasalahannya lebih kompleks. gue rasa, kenapa biola.. karena biola itu menghasilkan alunan nada yang indah dan memiliki ciri khas. beda dengan alat musik lain. jadi, ya wajar kalau filosofi biola digunakan di buku ini :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Friday 5 February 2016 at 05:14:00 GMT+7 delete

Kenapa covernya memakai objek biola?

Karena bahwasanya salah satu tokoh dalam novel tersebut merupakan seorang Violist --pemain biola, yakni Edo. Dan alat musik tersebut mengingatkan Edo pada tunangannya yang telah pergi untuk selamanya. Syedihh qaqa :"(

Dan setelah membaca review tadi, aku jadi tambah pengin buat nyolong itu novel *abaikan. Aku jadi penasaran dengan novel tersebut karena memakai point of view laki-laki. Selama ini aku pengin cari novel yang seperti itu. Bagaimana sih cara lelaki memandang wanita? Itu yang muncul dipikiran aku terus menerus, hiks :") sampai-sampai aku pengin tanya ke temanku yang cowok gimana pandangan laki-laki terhadap wanita. Sungguh mati aku penasaran, oh kiranya novel jadi rebutan. Uhukuhuk, sekian.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Friday 5 February 2016 at 15:10:00 GMT+7 delete

Cover buku ini menggunakan objek Biola adalah karna Edo, profesinya sebagai violist yg menjadi icon. Edo menjadi pusatnya karena dia juga bisa dikatakan mengenal semua tokoh yang ada di sini. Seperti kak Vindy bilang, buku ini diawali penggalan syair lagu di awal bab, sehingga biola yg diangkat sebagai cover dan dianggap mewakili isi dalam buku.

Gorgeous review!
Kak Vindy menyajikan sisi positif dan negatif dari buku Eternal Flame dengan apik. Membuatku sebagai pembaca review sangat nyaman membacanya, tidak membosankan. Reviewnya disampaikan dengan rapi, menggunakan kalimat yang tidak berbelit-belit.
Kesannya jadi semakin penasaran ingin melahap karya lima kepala perempuan cantik yang mengisahkan kehidupan pria-pria dewasa ini. Apakah benar kehidupan para tokohnya disampaikan dengan porsi pas seperti yg dikatakan kak Vindy? Pengen gali lebih dalam bagaimana ending kisah cinta pria-pria dlm Eternal Flame.
Terimakasi

@estiyuliastri

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Friday 5 February 2016 at 15:46:00 GMT+7 delete

"Sesuai ulasanku di atas,
kenapa cover buku ini
menggunakan objek Biola?"


jawaban: “Arrendo Farid
Al-Rizal adalah
seorang guru
musik berusia
26 tahun yang
menutup diri
setelah
kematian
kekasihnya,
Sophia Dewi
Anggraini.
Bahkan hingga
tiga tahun
berlalu, Arrendo
belum
menemukan
kerelaan untuk
melepas Sophia.
Hanya
menghabiskan
hari-harinya
dengan bermain
biola di Stasiun
Bekasi,
menunggu
Sophia untuk
datang kembali
padanya.
Penuh dengan
gejolak emosi,
kesedihan,
kebahagiaan, dan
tentunya kisah-kisah
yang terpisah di antara
mereka adalah kesatuan
unik yang tidak
terpisahkan dari cerita
besar novel Eternal
Flame itu sendiri, yang
mana akan menari
indah dalam melodi
cinta yang tidak
terduga-duga,
dimainkan oleh Arrendo
Farid Al-Rizal, Sang
Violist."
Cuplikan diatas diambil dari dari blog dan cerita bahind the scene kak Nayacorath. Aku pikir itu bisa menjawab pertanyaan diatas. Semuanya tidak jauh dari Edo as Arrendo Farid Al-Rizal guru musik berusia 26 tahun yang juga seorang violist.

Setelah membaca review diatas aku punya kesan novel ini menarik karena ditulis oleh 5 orang penulis, 5 (LIMA) orang dengan watak dan gaya yang berbeda, membuat 1 cerita. Dan kesemua'nya perempuan tapi bercerita tentang kehidupan laki-laki yang sedang berduka dan jangan lupakan cerita Dimas juga Satria dari 3 tokoh utama dalam novel. Cerita dengan sentuhan feminim. Sangat mau untuk bisa mendapatkan novelnya. :)

@EmmaNoer22

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Sunday 7 February 2016 at 00:13:00 GMT+7 delete

Menurutku karena biola itu melambangkan para tokoh utama pria di dlm novel ini
Melambangkan kerapuhan diri mereka karena cinta
Dan mereka hancur karena cinta

Pernah liat video di youtube yg biola jelek saat ditangan pembuatnya malah jadi barang bagus?

Menurutku para pria ini harus menemukan wanita yang bisa membuat mereka bangkit kembali

Biola terlihat rapuh namun dia kuat
Namun kadang biola juga terlihat kuat walau kadang juga terlihat rapuh

Tapi apa hubungannya biola dgn ETERNAL FLAME?
Yg artinya api abadi
Smoga saya menang dan menemukan jawabannya di dlm novel ini

Kesannya saat baca review
Aku suka review yg sistemastis dan review kk cukup sistematis
Aku juga paling suka kalo baca review dimulai dari cover
Dan review kaka ga spoiler jadi tetep bikin penasaran
Tapi aku kurang suka dgn warna warna tulisan di review
Jika maksudnya adalah utk penekanan saya lebih suka jika dibuat huruf besar semua daripada diberi warna, krn akan membuat mata tidak fokus
Dan hanya fokus pada tulisan2 yg diberi warna

Reply
avatar
Sunday 7 February 2016 at 06:43:00 GMT+7 delete

Kenapa kover buku ini menggunakan objek biola? Menurutku karena salah satu tokohnya ada yang menjadi pemain biola, jadi objek biola yang dipakai untuk menggambarkan, dan juga cover dgn objek biola ini kalau menurutku sangat manis dan sangat cocok dengan judul jadi bisa menyatu antara satu sama lain.
Kesan setelah baca review. Sangat mengesankan dan aku jadi makin penasaran ingin membaca bukunya. Review yang kakak buat menarik sekali. Sehingga aku makin tak sabar ingin baca bukunya. Sukses bikin penasaran.

Reply
avatar
Didi Syaputra
AUTHOR
Sunday 7 February 2016 at 14:09:00 GMT+7 delete

Sederhana saja. Selain karena salah satu dari karakter tokoh utama - Arrendo Farid Al-Rizal - adalah seorang pemain biola, lebih tepatnya Guru Musik. Karakter tokoh Arrendo aka Edo juga merupakan karakter tokoh utama yang mendominasi di antara karakter tokoh utama lainnya. Meskipun kadar penceritaannya secara merata tiada yang lebih didominasikan. Namun karakter Edo dilebih-spesifikkan dari segi pengenalan terhadap keseluruhan tokoh dan masalah yang menjadi ampuan sang tokoh teramat sangat membenani, ditinggal mati tunangannya - Sophia Dewi Anggraini -. Sedikitnya dengan alasan tersebut Eternal Flame menjadikan Edo sebagai icon utama kisahnya dan memilih biola sebagai perlambang icon utamanya - Arrendo -. Selain itu, cover dengan pict biola sangat pas jika ditelisik dari persfektif kisah tiga pria dewasa dengan masing-masing masalah. Edo dengan kegagalannya bangkit dari tunangannya, Sophia, yang sudah meninggal; Dimas dengan kebimbangannya memilih restu orangtua terutama Ibu atau kekasihnya, Clara; juga Satria yang sangat kuat menutupi perasaan cintanya kepada gadis yang memiliki rahasia, Rena. Ketiga kisah ini diramu jadi satu. Juga biola seringkali diidentikkan dengan ratapan hati yang dibenani akan kepiluan, kerinduan, kebimbangan, keputusasaan, dan ungkapan-ungkapan lainnya yang dijejali kisah pahit kehidupan.

__________

Sebagai pembuka Blog Tour ( Giveaway) Eternal Flame Milik Dheean Reean, Kristina Yovita, Naya Corath, Nurisya Febrianti, dan Susi Lestari, Kak Vindy mampu menghadirkan ulasan review yang bagi Saya pribadi sangat tepat. Dengan alasan mendasar - membuka rangkaian Blog Tour - Kak Vind membuka dan memaparkan Eternal Flame secara wajar, tidak berlebihan, Saya sangat menikmati clue-clue kisah yang dipaparkan.

Eternal Flame dengan tiga sudut pandang kisah cinta pria sebagai rujukan utama kisahnya sangat terlihat istimewa, terlebih kisahnya diramu oleh lima penulis yang tentunya memiliki kriteria kepenulisan berbeda-beda, yang jika ditilik dari kemampuan Saya sebagai pembaca sangat rumit menyatupadukan ide dari masing-masing penulis, namun karena kelima penulis yang disatupadukan oleh Workshop Kepenulisan "Berbagi Cinta Lewat Kata" tajaan Elexmedia memang telah profesional, maka kisah yang mereka tuliskan pun tidak perlu diragukan. Brillian Idea.

- Cinta tidak hanya sekadar menyaji suka. Tapi juga duka - ;D

Overall, Love it. Sangat penasaran dengan keseluruhan kisahnya. Semoga berkesempatan mencicipi kisah manis hasil ramuan lima penulis ini ;D

__________

Terima Kasih >_<

Reply
avatar
novaip
AUTHOR
Sunday 7 February 2016 at 16:51:00 GMT+7 delete

Kenapa cover buku ini bergambar biola karena dari ketiga tokoh utama, Edo, si pemain biola lah yang menjadi icon dari novel ini. Selain itu menurut saya, biola ini seolah menggambarkan perasaan ketiganya. Tiga orang pria dewasa yang masih sulit memutuskan jalan hidupnya. Bukankah biola juga demikian, jika kita sudah berhasil memainkannya dan mulai hanyut dengan setiap alunan nada dari gesekan dawainya, seketika itu juga kita terhipnotis masuk dan tidak ingin lepas dari sang biola...

Dan kesan saya pada review kak vindy ini, apa ya?? Saya merasa sebagai pembuka dari rangkain blogtour novel ini, kak Vindy berhasil membukanya dengan sangat manis. Mulai dari penjelas mengenai cover, karakter para tokoh samapi sudut pandang semuanya kakak jelaskan dengan baik tanpa ada spoiler. Dan dari review ini juga saya tahu bahwa ratenya dewasa... haha. Serius, saya pikir nvel ini bisa dibaca bahkan untuk usia remaja, ternyata saya salah. Untun saya sudah dewasa... haha. Pokoknya saya suka... saya suka... :D

Terima kasih kak reviewnya ^^

@n0v4ip
https://twitter.com/n0v4ip/status/696266667857285121

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Sunday 7 February 2016 at 19:33:00 GMT+7 delete

Jawaban:
"Edo-lah yang menjadi icon novel ini, si Pemain Biola yang masih sangat susah untuk bangkit setelah ditinggal mati tunangannya. Edo jadi pusatnya karena dia bisa dikatakan mengenal semua tokoh yang ada di sini."

Kesan:
Aku setuju dengan pendapat reviewer. Berdasarkan kutipan yang disematkan, aku pun merasakan bahwa novel ini memang romantis dengan penuturan yang lembut dan manis. Biasanya pada sebuah novel, author hanya akan menonjolkan dua karakter (lekaki & perempuan) yang menjadi sorotan utama sebagai pasangan. Tetapi di sini justru ada 3 lelaki sekaligus. Padahal penulisnya perempuan semua. Waaaah! Seems like they're really know about men, aren't they? :D

Sebagai novel yang manis dan romantis, tadinya aku mengira bahwa ini akan berakhir dengan happy ending. Tapi reviewer mengatakan bahwa ia menangis ketika berada di halaman tertentu. Entah itu di ending atau hanya bagian dari konfliknya saja. Ah, sepertinya novel ini sangat pandai mempermainkan emosi pembaca. Aku suka sekali dengan cerita yang seperti ini. Seriously! >_<

Oh, and I'm already 20+, btw. So, it's obviously safe if I read this. Hehehe. Thank you.

@murniaya

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Sunday 7 February 2016 at 19:46:00 GMT+7 delete

Ade Hairini
@adehairini

"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"
Sudah jelas direview dikatakan bahwa
"Hanya mungkin Edo-lah yang menjadi icon novel ini, si Pemain Biola yang masih sangat susah untuk bangkit setelah ditinggal mati tunangannya. Edo jadi pusatnya karena dia bisa dikatakan mengenal semua tokoh yang ada di sini."
Walau sebenarnya dalam novel ini banyak sudut pandang yang dituliskan oleh setiap penulisnya. Karakter dalam setiap novel kadang dapat membuat kita jatuh cinta kepadanya. Apalagi yang bisa mengajak pembacanya seperti terlibat langsung didalan ceritanya.

Kesan setelah membaca review adalah semakin membuat penasaran saja, seberapa ciamik dan kerennya setiap penulis menggambarkan para tokoh yang ada dalam setiap babnya. Apalagi bila penulisan setiap babnya dilakukan secara acak, jadi para penulisnya tidak menggambarkan satu tokoh saja. Novel yang menggambarkan tentang cinta, persahabatan, dan keluarga memang selelu enak dibaca. Apalagi bergendre romance memang membuat penasaran para remaja yanb beranjak dewasa.

Reply
avatar
Sunday 7 February 2016 at 20:18:00 GMT+7 delete

Twitter: @widy4_w
Asal : Nganjuk, Jawa Timur
https://mobile.twitter.com/Widy4_W/status/696291341299490817?p=v

"Sesuai ulasanku di atas, kenapa cover buku ini menggunakan objek Biola?"

(Pertama) Ada penggalan bait atau syair lagu di awal bab. Bila syair lagu dinyanyikan, akan lebih baik berwarna jika menggunakan sebuah alat musik, dan Biola bisa jadi rekomendasi alat musiknya. kenapa nggak alat musik yang lain? Sebab, biola ialah alat musik paling fenomenal dipergunakan, juga terkesan klasik plus romantis buat kisah cinta.
(Kedua) Berhubung pemeran utamanya, Si Edo, merupakan seorang violinis ..nah dari situlah covernya jadi ada gambar biolanya. Biar jika di hubungkan antara isi cerita novel dengan covernya sesuai atau sangat pas berkaitan satu sama lain.

Kesan ku: Wah! ini novel percintaan lelaki dewasa yang sangat pas direkomendasikan pada setiap orang ( tapi, ehemm sudah berusia 17 tahun keatas yah loh!). dan jarang-jarang ada novel yang pemeran utamanya itu sekelompok laki-laki dengan 'Problems' berbeda.
Terus, si Edo yang seorang pemain biola itu, pasti dia akan banyak memutarkan lagu klasik di beberapa Bab-nya.

Apalagi, Pengambilan setting yang di stasiun, kereta, peron, bahkan kantin stasiun,...nah dari situlah, aku memperkuat dugaanku kalo novel ini adalah novel klasik yang mampu menguras emosi dan perasaan seperti yang di bilang di review: ceritanya sangat menyentuh . (And Then, Biola dan Stasius Kereta : aku harus bilang WOW! Klasik abis nih!)

Reply
avatar
Wednesday 10 February 2016 at 11:07:00 GMT+7 delete

Penggalan lirik lagu? Jangan-jangan lirik lagu Eternal Flame?

Reply
avatar

Jejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.

Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon