
Sejak sekolah aku punya sahabat. Sahabat ini dalam artian teman yang sangat dekat. Saking dekatnya, kami bahkan nggak malu untuk bersikap apa adanya. Jadi diri sendiri. Mau lagi seneng, sedih, bete, pengen nggak jelas, lagi pengen pinjem duit, minjemin duit, ngasih sesuatu atau bahkan pengen diperhatiin pun kami sangat terbuka.
Aku enjoy karena rupanya bekerja di lingkungan wartawan-redaksi yang mayoritas laki-laki itu SERU banget!
Beberapa bulan kemudian nambah perempuan satu lagi di jajaran redaksi. Lebih muda dari kawanku sebelumnya. Dia lebih tua 2 tahun di atasku. Dan dia… gokil.
Namanya Lintang, si Cewek Antimainstream
Ya, aku menemukan spesies cewek yang entah aku sendiri juga nggak tahu di mana letak kelogisan pikirannya. Dia hanya nggak suka ada di situasi yang namanya P.E.N.A.S.A.R.A.N.
Okey, mungkin di antara teman-teman juga ada yang begitu ya? Nonton drakor yang panjangnya bisa sampai puluhan mungkin gemes, akhirnya skip-skip-skip lalu ulang ke episode sebelumnya, lalu jalan lagi ke episode selanjutnya, ngerasa nggak nyambung, ulang lagi ke episode 1.
Sahabatku ini mungkin bisa aja nonton episode 1 lalu langsung ke episode terakhir. Dia hanya butuh, endingnya gimana, kalau bagus baru dia back ke episode sebelumnya.Parahnya lagi kalau drakornya masih on going dan dia sangat penasaran dengan lanjutannya. Begitu muncul di website streaming, dia langsung nonton padahal sub indo belum tersedia. Dia nonton aja tuh, sampe katanya ikutan ketawa dan nangis.
Padahal ketika kutanya:
V: Kamu bisa nangis liat drakornya, emang tau mereka lagi dialog apa?
L: Enggak.
Lalu kenapa dia bisa ikutan kebawa perasaan, sedang dia nggak tau filmnya lagi adegan apa. Herman saya… 😐
Jangan Beri Harapan Palsu
Misal dia kepikiran nulis berita buat tayang lusa. Dia sudah mikiriin hari ini. Dan ketika dia merasa matreri belum kuat, tengah malem pun dia nekat japri redaktur senior hanya untuk membahas ‘Mau Nulis Apa Dia Lusa’.Pernah lagi, aku ada undangan rapat kantor di Surabaya. Dia ikut karena pas dia jawal libur. Sekalian jalan-jalan katanya. Tapi siapa yang punya acara, siapa yang rempong. Justru dia yang bingung pesan tiket dll.
Yang Kami Bicarakan Bukan Gosip
Dia setahun terakhir ambil S2, jadi ketika masa perkuliahan aktif, kami agak jarang ketemu di kantor. Dan momen ‘Sarapan Enak’ inilah kami manfaatkan untuk bercerita panjang lebar.
Tapi kami beda. Kami lebih banyak berbagi kisah dan pengalaman. Baik tentang keluarga, kehidupan, masa depan, atau apa aja deh. Yaaa adalah gosip sedikit. Tapi kami melihatnya dari sudut yang berbeda. Apa yang bisa kami ambil positifnya? Apa yang salah?Kami pun tanpa harus bilang, “Jangan bilang siapa-siapa ya…” Kami sudah paham mana yang boleh dishare ke teman lain, mana yang cukup hanya kami yang tahu. Tanpa dikomando.
Hobi kami selain makan enak-enak adalah ngobrol pakai ‘Bahasa inggris grammar-nya rusak.’
Padahal dia pintar bahasa inggris. Dia pernah menerjemahkan sebuah buku biografi seorang Tokoh di Jember, kotaku. Tapi dasar dia si Cewek Antimainstream, English dengan grammar kacau juga dia ayo-ayo aja.
Contoh:
I go first, yes?
Okey, heart-heart in the road, yes…
Artinya:
Aku pulang duluan ya?
Oke, hati-hati di jalan ya…
Ya, semacam itulah…
Baca 7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k) lainnya:
Day 2 – Namanya Lintang, si Cewek Antimainstream
Day 3 – 3 Kombinasi Karakter Manusia yang Unik
Day 4 – Tolong Donasiin Kami untuk Ketemuan
Day 5 – Nggak Sampai Bunuh Diri, Sih…
Day 6 – 1,5 dari 5 Tahun, Aku Sudah Jadi Apa?
Day 7 – Ya, Aku Tahu – Puisi
2,299 total views, 1 views today
Mayoritas laki, udah pernah futsal bareng belom mbak :p
namanya aja udah anti mainstream nona vindy.. Lintang itu kan jarang dipake nama. hehe
Hihii iya.. Mbak Lintang yang itu. Eh, kamu juga suka lompat-lompat ya.. tapi aiu yakin kamu nggak separah Mbak Lintang hehehe…