
“Minta duit,” kata si penguasa.
“Nggak punya. Hari ini nggak dikasih uang saku,” jawabnya cari alasan.
Si penguasa nggak percaya. Tangannya mulai menggeranyang ke dada lawan ringkihnya. Dirogoh dan dapat! Ada uang kertas bahkan koin-koin juga diraib.
“Ini apa?”
“Ta-tapi…, itu buat naik angkot.”
“Bodo amat!” jawab si penguasa.
Anak ringkih bisa apa? Cuma bisa diem bengong, daripada kena pukul. Bekas di wajah, lebam, malah jadi masalah baru. Mau nggak ngadu ntar dipaksa buat ngaku, mau ngadu sudah dipastikan setelah itu ancaman terus akan berlanjut.
Si penguasa meninggalkan si ringkih sambil menoyor kepalanya, dan bilang, “Lain kali jangan belagu! Ini duit, buat beli POP ICE gue!”
Akhirnya si ringkih nggak jajan lagi. Nggak bisa beli POP ICE juga.
Itu termasuk buli nggak sih? Hehehe..
Kalau yang contoh barusan, sepertinya dia kesulitan ekonomi dan mencoba usaha menjadi asisten dengan imbalan duit kembali. Kasihan sebenarnya. Tapi…, dia sendiri yang mau. Kami teman-temannya udah pernah bilang jangan lakuin itu. Kalau butuh uang, bilang aja. Selama kami ada uang, pasti kami bantu.
Dianya nggak mau repotin orang. Ya sudah.
Kabar terakhir, temanku ini sudah bahagia dengan suami yang begitu menyayanginya. Punya anak ganteng banget seperti anak bule. Dia sedang menuai kebahagian setelah ia sengsara dulu-dulunya. Syukur yah.. 🙂
Kembali ke film Eskul. Aku suka pemain filmnya, Ramon Y Tungka memang selalu total yah kalau akting. Apalagi di sini dia karakternya menjadi cowok yang nggak bisa berbuat apa-apa. Takut. Dia selain dibuli di sekolah, di rumah dia juga harus mendapati dirinya dikerasin oleh ayahnya. Dipukul, dicaci maki, tidak didorong apapun yang dia inginkan, dan bahkan dia seperti orang gila.
Aku bayangin kalau di rumah ia merasa tidak nyaman, di sekolah dia juga tidak dianggap dan selalu dipermalukan, di mana lagi dia harus pergi? Pacar, punya. Tapi juga diambil oleh kawan sekolahnya. Ia tak berani. Perasaan ‘untuk apa hidup’ selalu bermunculan.
Justru anak seperti itu harus ditakuti.
Dia bisa saja muntap, nekat dan bertindak di luar kewajaran ketika ia ‘ingin’ membalas. Seperti yang dikisahkan di Film Eskul. Klimaks-nya sekaligus ending, itu super baper! Didukung aransement musik yang dramatis, lagu Pergi Belajar dibuat begitu syahdu dan miris. Ditambah flashback-flashback si anak ringkih ini terhadap ingatan pahit selama dia dibuli.
Jujur, aku nangis lihat endingnya.
Membayagkan banyak anak dibuli dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, karena sudah tidak tahan lagi.
Kalau teman-teman sendiri, pernah di-buli? Atau jangan-jangan yang membuli? Pernah kejadian tragis? Kalian sudah taubat? Atau kalian merasa menyesal? Coba bayangkan, kalianlah yang dibuli. Disiksa. Dipermaluin. Dihujat. Difitnah. Dicampakan. Diinjak-injak harga dirinya. Kalian tidak mampu melawan hingga akhirnya patah arang.
Apa kalian akan memutuskan untuk mati juga?
Bayangkan mereka yang kau tindas…, sedang menunggu saat yang tepat untuk membalas.
Ibu dan ayah:Selamat belajar nak penuh semangatRajinlah selalu tentu kau dapatHormati gurumu sayangi temanItulah tandanya kau murid budiman
6,662 total views, 1 views today
Pernah juga di bully pas SMP.tapi aku langsung bales, udah tu kelar urusan… sekolah pun nyaman.
Beuh.. kece…. termasuk tipe yang pemberani ya… kalau aku paling udah nangis di rumah, hehehe
Bulling emang ga ada abisnya yadulu sering jd korban ni aku huhuu
Aduh.., yang jadi korban ya? 🙁 Syukur aku belum pernah…
loh loh.. kok ada mlijo juga itu?:D
Iya, tapi aku nggak sebutin nama 😀
Untung teman saya dulu waktu sekolah baik-baik..
Beruntung kamu, Nandar.. :)Berarti kamu termasuk teman yang baik, ya?
Aku pernah dibully, jadi agak ngerti gimana perasaan korban bullying.Jatuhnya sih dulu jadi begajulan, soalnya aku melawan. Capek kan kalok di posisi yang lemah mulu. Akhirnya sering berantem pukul-pukulan. Wkwkwk.. 😀
Nah kan, ada kalanya yang dibuli balas dendam. Wik…, pukul-pukulan? 😀 Sampe masuk BK nggak? Haha
Oh.. Sering banget! Dapet SPO jugak. 😛
Haha.., keren kamu, Beb!
Hallo Selamat ya kamu dapat Liebster Awardhttp://whulanbangul.blogspot.com/2015/04/the-second-liebster-award.htmlDi jawab yaa
Terima kasih, Rahayu!Iya, segera dijawab di postingan selanjutnya. ^^
Gue belum pernah nonton film ini..haha kasian amat yak,tapi baca ini jadi kepingin nonton..dah telat yak? -_-
Ayo-ayo nonton… :DGapapa telat, daripada nggak sama sekali.
quote-nya memalas atau membalas? hihi.. drtd mikir apa maksudnya, sepertinya typo,, hehehe…nyesek banget nonton endingny TT
Hehe.., iya typo. Sudah diperbaiki. Makasih yaa..Iya. nyesek. Ini ending sekaligus klimaks. Duar! Dead.
Aku belum nonton film ini -_- duh, jadi pengen nonton
Gak usah nonton.
hei-hei, sudah jangan berntem -_-
Quote yang terakhir bagus juga (y)
Hehe.., iya. Quotes itu dicantumin di ending filmnya. Agak ngeri juga ya kalau diresapi.Thanks, ya..
Fokus ke kata ringkih yang bertaburan dalam postingan ini. Nice review, Vin! 😀
Si Ringkih? Hehe… Bertaburan seperti bintang? :DThanks, Ris. ^^