Hai semua! Aku mau cerita! Kali ini ceritanya agak beda dari beberapa postingan terakhir. Tentang cabut gigi bungsu pakai BPJS. Apakah bener gratis nol rupiah? Apakah bener ribet? Urutannya gimana? Apa saja berkas yang harus disiapkan? Dan mungkin pertanyaan lain yang bisa kalian tanyakan di kolom komentar atau biar fast respon bisa nanya ke Instagram aku aja di @vindy_putri.
(Perlu untuk diketahui, beda daerah, beda faskes, beda RS sangat bisa berbeda. Tapi mungkin ngga jauh beda.)
Prosedur Cabut Gigi Bungsu (Impaksi) pakai BPJS
💚 Minta Rujukan
Ini adalah tahap yang paling pertama dilakukan. Minta rujukan ke faskes pertama. Tapi ngga bisa juga sih ujug-ujug daftar ke faskes pertama, “Mba mau minta rujukan.” Tapi datang dulu ke Poli Gigi dan konsultasikan dulu keluhannya apa.
Sebelum memutuskan untuk minta rujukan ini aku ada keluhan di gigi geraham kiri-ku. Sudah lama banget sebenernya. Tapi ngga yang sakit terus. Sakit seminggu, trus beres, ngga sakit. Sakit lagi beberapa bulan kemudian, seminggu, trus ngga sakit lagi. Nah, semakin yakin pengen cabut gigi itu mulai merambat ke sering migrain dan hidung kiriku juga cukup bermasalah.
Dasarnya aku memang punya alergi dingin. Tapi lubang hidung kiri lebih sensitif. Apakah ada hubungannya? Kata dokter bisa jadi tapi bukan salah satu penyebab.
Yang kurasakan lagi, sering ada sensasi ngilu yang mengganggu. Lokasinya seperti di dalam, sampe kadang nembus ke rahang bawah sakitnya. Ada rasa penuh juga di rongga mulut bagian bawah terutama sebelah kiri. Jadi gigi disebelahnya ikut merasa ngilu. Perasaan ngga nyaman inilah yang akhirnya memantapkan aku untuk periksa ke Poli Gigi. Mungkin itu kondisi gigi sedang terus bertumbuh dan mendesak sekitarnya.
Awalnya ke Poli Gigi ini juga konsul doang sih, bagaimana posisi gerahamku? Apakah butuh dicabut? Menurut dokter giginya, disarankan untuk rujukan saja ke Poli Bedah Mulut. Agar bisa difoto rontgen. Baiklah, aku manut.
Tanggal 30 Januari 2023 aku dapat rujukan. Masa berlaku rujukan 29 April 2023.
💚 Konsultasi Pertama di Poli Bedah Mulut
Ternyata aku ngga bisa hari itu juga (30 Januari 2023) ke Poli Bedah Mulut yang ada di salah satu Rumah Sakit soalnya dokternya sedang cuti seminggu. Bisanya minggu depan. Eh ternyata minggu depan sampe hampir dua minggu di awal bulan Februari suamiku sakit. Gagal lagi. Hingga tanggal 15 Februari 2023 akhirnya aku bisa konsul untuk pertama kalinya di Poli Bedah Mulut di Rumah Sakit. Yang kubawa saat itu adalah:
- Fotokopi Rujukan
- Fotokopi KTP
- Fotokopi Kartu BPJS
Ketika aku sudah dipanggil masuk, dokter cuma lihat gigiku, “Oh ini ya? Ya udah operasi ya.” Dan itu ngga sampe lima menit 🙂
Trus aku dapat sebuah Surat Permintaan Pemeriksaan Rontgen untuk tanggal 20 Februari 2023. Dan juga tanggal harus konsul kembali. Ada tulisan Impaksi Gigi. Yes. Kasus ini disebut Impaksi, sebuah pertumbuhan gigi yang tidak sempurna/normal yang ada di bawah gusi, lokasinya ada di geraham bungsu, geraham yang tumbuhnya saat dewasa/belakangan.
💚 Resep Obat
Pulang dari sini aku dapat resep obat untuk 5 hari. Sebelumnya aku juga sempat mengeluhkan sakit untuk menelan, seperti ada sesuatu yang ganjal. Jadi aku diresepin semacam antiradang, antibiotik dan vitamin kalo ga salah. Sayangnya saat kukonosumsi obat ini, asam lambungku naik. Padahal sedang tidak maag. Jadi kenceng banget perutku. Sepertinya obatnya tidak cocok untuk riwayat asam lambung. Pastikan kalau kita mau diresepin obat, bilang kalau punya maag atau alergi. Rata-rata obat sakit gigi (katanya) agak keras di lambung.
💚 Foto Rontgen
Tanggal 20 Februari 2023, aku manut datang untuk foto rontgen. Ilustrasi seperti gambar ini ya. Jadi kita nempelin pipi kanan dan kiri bergantian. Nanti ada operator yang motret. Lepas anting, kalung dan lainnya yang berbentuk logam di sekitar kepala. Ngga lama kok. Ngga sampe lima menit juga.
Yang lama itu antrenya hehe…. tapi ngga lama-lama amat kok.
💚 Konsultasi Kedua di Poli Bedah Mulut + Jadwal Operasi
Aslinya aku dijadwalin tanggal 22 Februari 2023 untuk konsul, tapi aku majuin satu hari supaya ngga repot izin kantornya. Agak sungkan juga buatku izin berkali-kali. Soalnya kebetulan di tanggal 21-nya, atasanku lagi keluar kota. Hehe…
Di konsul kedua, aku nunjukin hasil rontgen dan dokter langsung mengiyakan bahwa posisi gigiku ini nabrak tulang rahang katanya. Jadi ditawarkan ke aku untuk operasi. Aku jawab bersedia. Lalu dibukalah ‘kitab’ dokternya, alias buku jadwal operasi beliau. Dilihatkan jadwal kosong, ada di tanggal 1 April 2023. Pas puasaan, btw.
Aku bersedia aja, karena tanggal 1 April itu adalah hari Sabtu. Pas deh, ngga usah izin kantor. Karena prosedur BPJS untuk tindak lanjut pembedahan ini harus menginap minimal 1 hari. Cocok banget! Aku langsung oke-in meski yaaa pas puasaan sih.
Pulang dari konsul kedua, aku dapat Surat Pengantar Masuk Rumah Sakit. Tertera harus melakukan pendaftaran mulai pukul 07.00-09.00. Dan lampiran Surat untuk Pemeriksaan Rontgen Thorax, tes darah dan swab. Tes darah ini untuk menguji waktu pembekuan darah. Karena pasti nanti pendarahan.
💚 The Day! Operasi Bedah Mulut Cabut Gigi!
Pukul 08.00 WIB. Nah… ini adalah hari di mana akan kucatat sebagai sejarah dalam hidupku. Tanggal 1 April 2023 pagi aku sampai di loby pendaftaran rawat inap. Yang kubawa saat itu adalah:
- Surat Pengantar Masuk Rumah Sakit
- Surat Permintaan Rotngen Thorax
- Surat Pengantar Tes Darah + Swab
- Fotokopi KTP
- Fotokopi Kartu BPJS
Setelah dicek, aku disuruh mengisi data diri seperti layaknya mendaftarkan diri masuk rumah sakit. Setelah selesai, aku masuk ke IGD menuju administrasinya. Berkas tadi kubawa semua kecuali fotokopi KTP & Kartu BPJS (ini diambil sama admin loby-nya). Di IGD aku diukur berat badan, tensi darah dan mengumpulkan beragam Surat pengantar tadi.
Setelah itu aku disuruh segera foto rotngen Thorax. Sama seperti kemarin ruangannya. Bedanya yang ditempelin di persegi itu badan kita sambil memeluk alat mesinnya. Selesai. Lanjut ke Laboratorium untuk diambil darahnya sekaligus di-swab. Speerti yang kujelaskan tadi, tes darah ini untuk mengetahui kecepatan darah untuk membeku. Sepertinya dokter butuh tau karena kan pasti pendarahan, JELAS itu. Jadi dokter bisa antisipasi jika darah di tubuh ini ternyata lambat untuk membeku.
Pukul 09.00 WIB. Setelah semua sudah dilakukan, aku diarahkan ke administrasi lagi sebelum masuk kamar. Disuruh tanda tangan yang isinya semacam persetujuan untuk operasi dan dibius (anastesi lokal). Setelah itu baru aku diarahkan ke kamar untuk istirahat dan menunggu. Ini aku masuk kamar jam 09.00 pagi. Berarti urusin administrasi tadi menghabiskan waktu 1 jam.
Setelah itu aku tidur karena aku ngantuk banget. Abis subuh tadi tidur tapi kebangun-bangun takut kebablas lewat jam. Apalagi dari pagi sudah sibuk kesana-kemari urusin administrasi. FYI, aku melakukan semuanya sendiri. Suami ada di rumah sama anak. Karena sudah jelas anak kecil nggak boleh main ke rumah sakit.
Pukul 11.00 WIB. Aku dibangunin sama perawat untuk bersiap operasi. Perasaanku biasa aja. Cuma kaya, ya ampun aku mau cabut gigi nih, sebentar lagi sakitku hilang!
Aku disuruh duduk di ruang tunggu yang banyak orang duduk. Di depannya ada tulisan Ruang Operasi. Hm… mulai nampak menyeramkan. Ternyata aku nggak sendirian di sana. Banyak juga yang sedang mengantre. Pas aku duduk, ada sekitar 6 orang termasuk aku sedang nunggu dipanggil. Sebelumnya sudah ada yang dioperasi. Ngga tahu pasti hari itu ada berapa orang yang dioperasi.
Pukul 11.45 WIB. Namaku dipanggil! Aku masuk. Langsung disambut perawat untuk bantu aku pakein APD operasi. Terus pakai penutup rambut. Tasku disimpan. Lalu pakai sendal crocs kayanya ya, jumbo bener sendalnya sedangkan kakiku imut.
Aku disuruh ikutin perawat itu masuk lebih dalam ke ruang operasi sesungguhnya. Dan ya ampun… di sana sudah siap dengan kasur operasi yang datar. Dengan beberapa alat di belakangnya. Aku ngga lihat pasti di sana ada apa aja alatnya.
Aku langsung dikasih sebuah mangkuk kecil isinya cairan iodine seperti betadine untuk kumur. Aku kumur dan menurutku rasa iodine-nya aneh. Agak kecut. Mungkin itu merk iodine-nya bukan Betadine. Hehe. Aku disuruh buang ke tempat sampah. Pas aku keluarin isi iodine itu, kececer kemana-mana dong haha! Maaf ya mas perawat asisten dokter, dirimu jadi ngepel.
Aku disuruh rebahan di atas kasur operasi. Setelah atur posisi, badanku DITUTUP KAIN WARNA IJO dengan lubang di bagian mulut. Ya ampun… aku mulai panik! Aku kok ditutupin???
Mulai deh ngerasa deg-degan.
Ada percakapan sedikit antara dokter dan aku. Konfirmasi posisi gigi yang mau dicabut yang mana, aku juga sampaikan minta gigi kubawa pulang dan aku minta obat yang aman untuk asam lambung. Setelah deal-deal-an, dokter mulai izin mengeksekusi gigiku.
💚 Anastesi
Sebenarnya, bagian anastesi ini yang paling kutakutkan. Karena bayangin suntik bakal nembus gusiku yang masih sangat bisa merasakan. Ternyata… NGGA SAKIT! Sumprit! Aku tapi ngga ngerasain ada sesuatu yang menusukku. Aku ngga yakin apakah aku pakai suntik ataukah pakai metode oles ataukah lagi pakai metode semprot. Karena dalam waktu yang bersamaan, ada semprotan yang kurasakan.
Lalu semua menunggu. Dokter ngobrol sama asistennya. Aku diem aja. Mungkin 1-3 menitan lah ya, dokter mulai izin lagi untuk mulai mencabut. Setelah ucap bismillah bareng-bareng, dokter mulai masukkin alatnya ke mulutku.
Aku kedengeran dokter menyayat gusiku, entah bagian yang mana. “Kres…kres…,” gitu bunyinya. Tapi ngga sakit. Pokoknya bagian nyayat gusi aku ngga terasa sakit. Sampai akhirnya dokter izin lagi untuk menarik gigi. Naaaah, bagian ini rupanya yang sakit menurutku.
TERNYATA GIGIKU SUSAH DICABUT *mo nangis beneran*
Pas Dokternya bilang, “Kok susah, ya?” Itu aku mulai panik! Dokter ambil alat bor gigi, dan weeeeeengggggg bunyi bising Dokter lagi ngebor gigiku. Patahlah sebagian gigiku. Kerasa kok ada sebuah benda jatuh di sekitar lidahku. Disisihkan patahan giginya. Dicoba cabut lagi. Masih susah. Akunya mengadu kesakitan karena TERASA SAKIT.
KENAPA AKU NGERASA SAKIIIIT?
Tapi yang sakit itu ada di dalam banget. Kaya ada di bawah akar gigi. Lebih ke ngilu sih sebenernya. DAN AKU KENAL RASA NGILU INI…! Rasa ngilu ini yang selama ini aku rasakan, cuma yang sekarang lebih ngilu.
Dokter masih susah, akhirnya dibor lagi dengan waktu yang lebih lama! Aku sampe pusing dan sempet angkat tangan saking ngga kuatnya. Saking pusingnya aku khawatir bakal pingsan. Mau tau apa yang ada dalam pikiranku saat itu?
“Aduh, bisa ngga sih, ga jadi aja? Ini aku ngapain sih di sini? Pulang aja deh… bisa ga sih ini di-stop aja? Tapi kalo ngga jadi nanti gigiku kadung kerowak gimana? Makin bermasalah ngga sih? Ini bakal berhasil ga ya? Boleh ngga sih pas lagi operasi ini aku pingsan?”
Aku dalam kondisi makan terakhir sahur jam 4, rasanya udah kaya mau pingsan. Aku berusaha pegangan besinya ranjang sekuat tenaga untuk menyalurkan kesakitanku ke sana. Sesekali angkat tangan sambil melambai, maksud hati kasih isyarat, “Dok… bisa di-pause sebentar ngga? Aku ngga kuaaatt…. takut pingsan…”
Tapi ngga berapa lama kemudian… rasa sakit itu hilang. Aku ngelihat dari celah kain penutup, gigiku diangkat. Serasa abis melahirkan bayi. Lega. Aku pejamin seperti ngerasain lega. Pas melek, kulihat dokter tiba-tiba narik seperti rambut yang panjang warna hitam.
Batinku, “Apaan nih di dalam gigi ada rambutku? Apa karena rambutku rontok masuk mulut?”
Ternyata itu benang jahit hahahahaha! Tapi pas dijahit ngga sakit sama sekaliii… sumprit! Masih sakit jahitan pas melahirkan :’)
Beres jahit, aku disuruh gigit kasa yang digulung sebesar bakso. Pipiku sampe gede banget kelihatannya. Padahal ini isinya kasa kok, bukan bengkak. Ya bengkak tapi ngga segede ini. Aku disuruh tunggu 1 jam sambil gigit kasa.
Ternyata akar gigiku itu nyambung ya. Dan membengkok. Lalu ujung akar gigiku ada tanduknya. Sepertinya itu yang membuat ngilu. Mungkin dia nyenggol syaraf. Dan tentu posisi gigi yang menyundul karena ruang rongga mulutku yang ngga cukup lagi. Anyway, kusimpan gigi ini. Buat kenang-kenangan.
Pukul 12.00 WIB. Ya, prosesnya hanya sekitar 15 menit aja. Tapi kelarnya aku gemeteran asli. Aku disuruh kembali ke kamar. Dengan anastesi yang masih ada, aku cuma ngerasa sakit sedikit. Aku memilih untuk tidur. Tapi ngga bisa. Kadang sempet terlelap sebentar, trus kebangun lagi karena denger orang sebelah ngomong keras banget.
Pukul 14.00 WIB. Anastesi mulai hilang, mulai cenut-cenut. Sebenernya aku bisa tahan, tapi aku pengen segera minum pereda nyeri. Perawat belum ngasih aba-aba kudu ngapain di sini. Udah lewat dari 1 jam. Aku memutuskan ke bagian perawat nanya ini harus apa? Obatnya gimana? Ternyata nunggu rekam medis dan aku diberi obat dulu karena aku bilang ngga kuat, mau minum obat.
Pukul 15.00 WIB. Aku boleh pulang. Dapat surat kontrol. Tapi surat keluar inapku tertulis tanggal besok. Itu hanya untuk prosedur BPJS. Aku ngga masalah dan aku lebih memilih di rumah aja. Aku sempet dapat jatah makan, tapi menunya nasi dan sayurnya sup daging 🙂 Mana bisa aku makan daging.
💚 Pasca Operasi
Pulangnya aku langsung beli eskrim, sereal, susu dan bubur. Udah pesimis bakal ngga bisa makan. Ternyata bisa gais! Ngga seburuk yang aku kira. Aku masih bisa minum, makan nasi, ngunyah, minum obat bahkan sikat gigi (bagian yang luka operasi pelan-pelan). Memang buat buka mulut itu ngga bisa lebar-lebar. Nyendokin makanan juga kaya masukin makanan ke lubang. Susah hehe. Tapi pas ngunyah ngga sakit. Ngunyahnya disarankan di sisi gigi satunya ya.
Aku cuma sehari doang gigit kasa. Ngga betah banget aku gigit kasa rasa darah+liur lama-lama. Jadi malam pertama aku lepas. Besoknya ngga begitu berdarah lagi kok. Ya ada kadang rasa darah pas ngecap/ngobrol. Tapi nyaris ngga ada lagi pendarahan. Ngga seperti kata orang-orang kalau pendarahan gigi bisa sampai 2-3 hari.
Aku menulis ini sudah hari ketiga. Aku puasa hari ini. Pereda nyeri kuminum 20 jam yang lalu (saur lupa minum pereda nyeri). Ngilu tapi masih bisa ditoleransi buatku. Padahal aku seharian kerja banyak omong meski buka mulut dikit.
Nanti akan kuupdate progressnya ya. Aku ngaca, jahitannya beberapa ada yang sudah lepas dong wkwkwkkw… Pantesan ngerasa bebas mulutnya ngga ada yang ganjel, tapi masih ngilu sih sedikit. Semoga ngga kenapa-napa ya. Banyak ngoceh sih!
💚 Kesimpulan
Ya, aku nol rupiah untuk ini semua dengan segala fasilitas yang kudapat. Bisa jadi pelayanan dan fasilitas baik di Faskes pertama hingga ke Rumah Sakit yang kalian datangi berbeda ya. Semoga bermanfaat, tunggu update di part selanjutnya supaya ngga kepanjangan juga hehe.
Untuk sakit yang kurasakan, itu masih wajar. Karena namanya juga gigi sehat ya, cuma posisinya tidak bagus, tidak ada bolong juga. Jadi kalau susah dicabut ya wajar, apalagi sampai terasa sakit. Kalau posisi mudah dicabut, aku yakin, rasa sakitnya ngga lama kok 🙂 Jadi jangan takut untuk memutuskan Operasi Cabut Gigi Bungsu ya…
Baca review pengalaman review lainnku di sini ya…
Jejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.
Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon